Postingan

RINDU

Gambar
"RINDU..." Rindu kampung dan masa kecilku.. Ada harmoni di sana Semuanya tetap terpatri Membekas dengan indah Tentang romantika kisah-kisah tua Kisah kami anak-anak kampung Waktu itu Yang terurai dalam diam Dalam ruang dan waktu yang terbatas Ah, aku rindu Kugumuli kisah ini dgn rasa yang terpenjara Kupendam dengan rindu Rindu tentangnya Kampungku Kisah masa kecilku (Meja Kerjaku siang ini, 19 September 2016)

Pentingnya Dialog yang Kondusif (Tanggapan Solutif tentang Persoalan Guru Lapor Murid, Orangtua Murid Lapor Guru)

Gambar
Akhir-akhir ini kita mendengar berita cukup heboh dalam ranah pendidikan yaitu konflik internal antara guru dan siswa (orangtua) yang  berbuntut pada tindakan hukum. Misalnya kasus guru yang mencubit siswa di Sidoarjo (Jawa Timur) dan Bantaeng (Sulawesi Selatan) dan siswa yang mencoret-coret tembok di Sleman, Yogyakarta. Fenomena ini menyita beragam tanggapan pro dan kontra dari berbagai pihak. Setiap orang atau kelompok berusaha memberikan tanggapan sesuai dengan kapasitas dan sudut padang masing-masing. Saling menjatuhkan, memfitnah, menyalahkan satu sama lain akhirnya membuat relasi jadi tidak karuan. Setiap oknum mencari pembenarannya masing-masing. Sebenarnya masalah cuma sepele tetapi karena penanganannya tidak cerdas, bermotif ketidakpuasan menyebabkan nuansa saling mengkambinghitamkan sukar diredam. Apalagi setiap orang berusaha menempatkan diri pada posisi yang paling benar tanpa kompromi. Apa memang harus demikian? Terkait dengan masalah ini  mantan Menter...

Pendidikan Karakter: Bagaimanakah Peran Praksis Sekolah?

Gambar
Tulisan saya ini sebenarnya terinspirasi dari tulisan Topo Santoso yang dimuat dalam kolom Opini Kompas 16 Juli 2016 dengan judul “Hilangnya Karakter”. Dalam uraiannya Topo Santoso secara gamblang menelaah gagalnya rezim pemerintah saat ini dalam merekrut hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Efek dari kegagalan itu secara real tampak pada fenomena krusial di mana  para hakim yang terpilih terjaring pada praktek suap menyuap (korupsi). Hal ini merupakan sebuah gejalah yang problematis. Masa pelaku pemberantas korupsi juga mempraktekan tindakan korupsi? Sebuah kredibilitas publik yang sangat disayangkan. Hal ini perlu disikapi secara serius jika tidak optimisme publik terhadap upaya rezim untuk memberantas tindak pidana korupsi semakin anjlok. Lalu apa solusi praktisnya? Dalam tulisannya penulis menekankan pentingnya proses atau tahapan penyeleksiannya. Para hakim tipikor yang dipilih harus memiliki selain kapasitas, intergritas yang mumpuni tetapi lebih penting memiliki k...

Pendidikan: Sirkuit Balap atau Taman Belajar?

Gambar
Menarik untuk dicermati tulisan Bukik Setiawan penulis buku Anak Bukan Kertas Kosong. Ia mengibaratkan misi pendidikan bagaikan sirkuit balap dan taman belajar.   Indikator utama sirkuit balap adalah kecepatan. Siapa yang paling cepat mencapai garis akhir akan menjadi juara. Sorak sorai, ucapan selamat dan hadiah menjadi milik sang juara. Sementara, mereka yang tertinggal diabaikan, dicemooh atau bahkan dikeluarkan pada musim balap selanjutnya. Semakin bergengsi sebuah lomba balap, semakin besar dana yang harus disediakan untuk mengikutinya. Semakin sengit pula suasana persaingan antar pembalap dan tim untuk mencapai kemenangan. Dalam sirkuit balap pendidikan, sekolah menjadi pabrikan dan siswa menjadi pembalap. Sekolah negeri yang berkewajiban mendidik semua anak berubah menjadi selektif. Mereka lebih suka menerima murid yang kemampuan akademisnya menonjol, yang memudahkan sekolah mencapai target. Semua harus lulus ujian nasional demi nama baik sekolah. Anak-anak terus mene...

Ini Aku Bukan Kamu

Gambar
Inilah duniaku Bukan duniamu Inilah kisahku Bukan kisahmu Aku dan kamu berbeda Engkau selalu tertawa Aku hanya meneteskan air mata Perih dan perih menumpuk Menggerogoti dinding-dinding raga Mencampakkan mimpi-mimpiku Gelap, tak terarah Membuatku tersungkur Jatuh dan jatuh lagi Engkau di mana? Menatapku dengan tawa? Menangisku dengan pilu? Ah…..munafik Aku tak butuh Walau perih ini milikku Walau sakit ini takdirku Aku tak pernah kalah Aku tak pernah lelah Aku hanya butuh waktu Tuk memenangkan pergolakan ini Karena ini aku bukan kamu Kita beda (EL)

Peserta Didik Bukanlah Botol Kosong

Gambar
Ada curhatan yang menarik dari beberapa guru maupun siswa di saat kami memberikan pelatihan di beberapa sekolah binaan. Mereka mengungkapkan bahwa pelatihan yang kami berikan sangat menarik. Bukan hanya sekedar menarik, pelatihan yang digalahkan MPC NTT ini telah mampu menstimulus, menggali dan mengekspos potensi dan kemampuan para peserta yang selama ini terpendam. Buktinya beberapa siswa yang selama ini pendiam, apatis, kurang kreatif akhirnya mampu menunjukkan kemampuan yang luar biasa. Selain itu masih banyak fenomena buram yang membingkai proses dan metode pendidikan di sekolah-sekolah. Pertanyaannya, seperti apa proses pendidikan ideal yang diharapkan? Proses pendidikan seharusnya menjadi media bagi siswa untuk mengembangkan ide, gagasan dan kreativitasnya. Selayaknya pendidikan memberikan ruang seluas-luasnya bagi pengembangan daya imajinasi, penggalian potensi dan daya kreativitas peserta didik. Namun acapkali terjadi adalah sebaliknya. Proses pendidikan di sekolah seri...

Jika Pendidikan Ibarat Politik Belah Bambu

Gambar
Konstitusi kita,  Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, sudah menjamin hak atas pendidikan bagi semua, tak terkecuali.  Untuk itu   negara harus menjamin hak semua warga negara tanpa terkecuali untk mendapatkan pendidikan yang layak. Namun tak dipungkiri bahwa realitanya ternyata ada sebagian golongan, pendidikan masih menjadi barang keramat yang sulit dijamah. Jika diibaratkan, pendidikan kita masih menganut politik belah bambu, di mana ada sebagian anak atau siswa yang diangkat tinggi-tinggi dan mendapatkan fasilitas pendidikan yang sangat memadai, sementara di sisi lain, ada anak yang justru sengaja diinjak, dibenamkan dan dijauhkan dari pelayanan pendidikan. Pendidikan tak ubahnya menjadi barang mewah dan mahal, yang bagi kaum ini, dirasa bagai pungguk merindukan bulan. Hanya saja, beberapa kasus bisa mencuat ke publik, karena ada keberanian dari siswa dan orangtua yang bersangkutan untuk menuntut perlakuan yang sama di dunia pendidikan. Selebihnya, mereka cenderung d...