Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

“Aku Pasti Kembali” (Coretan Pengalaman Pribadi)

Gambar
Mentari pagi telah menampakkan raga yang segar. Kesegarannya mempesona alami membangkitkan naluri-naluri alam untuk bertumbuh. Amazing! Kuncup-kuncup bunga di taman pun tak kalah segarnya memamerkan keindahan. Perpaduan dua fenomena alam ini mengisyaratkan pada dunia pada hidup ini selalu indah jika ada cinta yang saling melengkapi. Aku pun jadinya tersentak. Dari tirai jendela kamarku kutatap cerita alam ini dengan rasa yang mendalam. “Seandainya aku adalah matahari dunia akan selalu membutuhkanku. Tapi layakkah aku menjadi manusia yang berguna bagi banyak orang? Aku kan anak desa tinggal pun di desa terpencil mungkinkah ini terjadi? Mustahil ah…. Pagi itu hanya diam membisu tapi kesegaran matanya memberikan rasa optimis yang besar maka segala sesuatu yang mungkin bisa menjadi mungkin. Dalam diam akupun terseret dalam lamunan. Gemerisik dahan-dahan mangga di atap rumah yang terseret angin pagi tak sedikit pun membuyarkan khayalanku. Di balik jeruji jendela kamar mataku menerawang

Pendidikan Imajinatif-Kreatif: Sebuah Harapan Praksis Bagi Pendidikan Anak

Gambar
Kira-kira akhir bulan Juli yang lalu saya mendapat sms dari sebuah nomor baru. Dengan sekejap mata saya langsung membaca isi sms itu. “Selamat siang Pak. Saya Lisa. Asal saya dari Jawa Timur. Profesi saya sebagai guru SM3T penempatan di Sumba Timur tepatnya di sebuah kampung yang lumayan jauh dari kota Waingapu, namanya Waijelu. Kami rencananya di akhir bulan Juli 2016 mau menerbitkan sebuah buku. Untuk itu bisa ya kami minta bapak menulis beberapa penggalan kalimat sebagai testimoni dalam buku kami ini?” Membaca sms dengan pesan seperti ini membuat saya jadi penasaran. Dengan segera saya pun membalas. “Siang ibu guru. Terima kasih atas kepercayaan ini. Tapi saya mau tanya buku yang mau dicetak itu berisi apa?”Selang beberapa detik sms balasan pun muncul. “Buku ini berisi kumpulan puisi-puisi siswa-siswi SMAN Waijelu yang diberi judul: “Bintang jatuh di Langit Waijelu”. Tersentak saya kaget sekaligus kagum. Bukan hanya kagum karena dipercayakan untuk menulis testimoni ini tetapi l

Dampak Media: Tanggungjawab Siapa? (Sebuah Catatan Kontradiktif)

Gambar
Lemah dan rendahnya karakter   (budi pekerti)   anak didik merupakan sebuah persoalan krusial yang terus diperbincangkan dari zaman ke zaman. Kadang muncul pertanyaan klasik, siapa yang harus dipersalahkan? Menjawab pertanyaan ini tentu sangat sulit dan setiap pihak yang dituduh dipastikan akan membela diri dengan menyodorkan beberapa pembelaan secara apologik seraya mencari kambing hitam. Sampai saat ini, upaya untuk membentuk budi pekerti yang luhur di sekolah-sekolah bukannya tidak pernah dilakukan. Akan tetapi, pendidikan moral dan budi pekerti   masih pada tataran   teori dan pengetahuan semata belum masuk dalam tataran praktik.   K emudian, lemahnya proses pendidikan moral ini diperparah oleh lingkungan sekitar yang sepertinya tidak mendukung mereka untuk menjadi orang baik. Penayangan sinetron yang tidak mendidik, penyebaran video porno di beberapa situs-situs internet yang tak terkontrol, hingga kurangnya pengawasan orangtua terhadap anak. Eksploitasi besar-besaran oleh