Gadis Pemilik Caffe
Ting… tiba-tiba bunyi itu diperdengarkan. Tak lama berselang suara nan ayu menguntitnya sembari menyapa penuh santun. “Kurang beberapa menit lagi kita akan mendarat di Bandara Para Pelancong. Suara itu seketika menyadarkan pulasku. Mataku perlahan-lahan menatap yang ada di sekitarku. Sepertinya semua penumpang dalam situasi yang sama seperti aku. Ya, kaget dari tidur yang memaksa. Sepertinya disengajakan. Ini mungkin strategi tak sadarkan diri agar “tidak merasakan” ayunan dan hentakan body Lion Air yang sering mengoyakkan isi dalam perut. Muntah, mual, pusing itulah efeknya. Bagi mereka yang “masih perdana” mungkin ini salah satu trik praktisnya. Kalau tidak tidur, isap saja permen pesan temanku waktu itu. Ini mitos atau tidak dicobai dan yakinlah pasti ada manfaatnya. Pandangan mataku seketika terperosok disisi kiriku. Kulihat gadis setengah baya teman sebangkuku pun tersentak kaget. Mata kami pun beradu pandang sembari mengulas senyum tersipu-sipu. “Hay kak!” Sapaan awaln